Thursday, March 30, 2017

5 Prinsip Kerja Yang Perlu Ditiru




Siapa yang enggak tahu dengan negara bunga sakura, Jepang? Meski kalah perang, sering diguncang gempa, dan enggak memiliki banyak sumber daya alam, negri matahari terbit ini mampu jadi salah satu raksasa industri di Asia, bahkan dunia.

Ini karena orang jepang sudah menanamkan budaa disiplin dan etis kerja yang luar biasa sejak dini. Seandaina kita bisa menerapkan etos kerja orang Jepang dalam kehidupan sehari-hari, Indonesia pasti cepat maju.

1. Prinsip Bushindo

Bushindo yang mengandung arti 'ksatria' ini merupakan kode etika golongan samurai pada masa feodal Jepang. Seorang samurai memiliki loyalitas dan pengabdian tinggi terhadap perusahaan dan bekerja dengan penuh kehormatan dan totalitas. Hal ini membuat orang jepang cenderung royal dan jarang berpindah-pindah perusahaan.

2. Makoto dan Ganbatte Kudasai

Makoto bisa diartikan sebagai kejujuran dan ketulusan. Dalam melakukan pekerjaannya, orang Jepang memegang teguh prinsip ini, yaitu bekerja keras dengan semangat, kejujuran, dan ketulusan.

Sementara, ganbatte kudasai adalah kata-kata penyemangat yang kerap diucapkan orang Jepang, ang dalam konteks bekerja berarti semangat pantang menyerah sampai tujuan tercapai.

3. Konsep Keishan

Keishan berarti kreatif, inovatif, dan produktif. Lewat prinsip ini, orang Jepang nggak takut untuk berkarya secara kreatif dan melakukan inovasi-inovasi yang berbeda.

Inilah mengapa kita kerap menemui hal-hal yang unik di Jepang. Selain itu, konsep ini juga membuat orang Jepang selalu terbuka mempelajari hal-hal baru saat bekerja.

4. Prinsip Kaizen

Prinsip kaizen menekankan ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan. Artinya, kamu harus fokus dan tidak boleh menunda-nunda agar pekerjaanmu selesai sesuai jadwal yang ditentukan.

Keterlambatan akan menjadi sebuah kerugian bagi diri sendiri, perusahaan, dan konsumen. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas, waktu dan biaya haruslah optimal.

Makanya, jarang kita lihat ada orang Jepang yang datang terlambat ke tempat kerja. Mereka juga umumnya malu pulang lebih awal dan disiplin dalam membedakan waktu kerja dan istirahat.

5. Tidak ada pekerjaan yang remeh

Sekecil apapun, orang Jepang tidak pernah menganggap remeh suatu pekerjaan. Faktanya, perusahaan Jepang mendidik karyawannya untuk bekerja mulai dari tingkat terbawah.

Tanpa pandang bulu, karyawan baru di sana bisa saja diminta untuk mengelap meja, merapikan dan memfotokopi berkas, maupun hal-hal lain yang sering kita anggap sebagai pekerjaan sepele.

Lewat prinsip ini, karyawan di sana diajarkan tentang kemandirian dan mengenal semua lini produksi perusahaan dengan baik.

Bagi perusahaan di Jepang, karyawan adalah sebuah investasi berharga. Makanya, ia harus mengenal perusahaannya dengan baik dari level terendah.

Nah, buat meningkatkan produktivitas kerja, sudah selayaknya kita meniru etos kerja orang Jepang di atas.


EmoticonEmoticon